top of page
  • Writer's picturemedia arah

Surya Sahetapy, Aktivis Tuli Berprestasi yang Ingin Wujudkan Indonesia Ramah Disabilitas

Updated: Nov 26, 2020


Sumber : Youtube Presiden Joko Widodo; Instagram @suryasahetapy | Grafis : Dhanty

Yogyakarta, Arah Media - Sekitar 15 dari 100 orang di dunia merupakan penyandang disabilitas. Berdasarkan World Report on Disability oleh WHO tahun 2011, antara 2 - 4 dari 100 orang mengalami disabilitas berat. Angka tersebut tentu tidak menunjukkan jumlah yang kecil, maka dari itu hak-hak disabilitas rasanya patut untuk diperjuangkan. Seperti salah satu aktivis tuli yang memperjuangkan hak-hak tuli, Surya Sahetapy. Pria yang kerap disapa Surya itu adalah anak dari Dewi Yull dan Ray Sahetapy.


Sejak kecil sampai SD, dirinya selalu mengemban ilmu di SLB. Setelah lulus sekolah dasar, ia memutuskan untuk bersekolah di SMP umum. Ia mengungkapkan bahwa untuk beradaptasi dari SLB ke sekolah umum bukanlah hal yang mudah. Meski merupakan seorang tuli, Surya Sahetapy telah banyak menorehkan prestasi.


Pada tahun 2013 silam, melansir CNN Indonesia, Surya pernah memenangkan juara tiga kompetisi Asia Pasifik kategori e-Tool Challenge dalam rangka Global IT Challenges for Youth with Disabilities di Thailand. Karena prestasinya dan keaktifannya dalam advokasi hak-hak kaum tuli Indonesia, pada 2014 dirinya diundang oleh organisasi disabilitas Inggris untuk merayakan hari kerja bersama Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip.


Tidak berhenti disitu saja, Surya terus mengharumkan nama kaum tuli Indonesia di tahun-tahun berikutnya. Pemuda tuli ini sempat magang di Kantor Gubernur DKI Jakarta selama 4 bulan pada 2016. “Saat magang saya belajar advokasi untuk disabilitas, ternyata semua program di pemerintahan nggak ada hubungannya sama disabilitas, jadi saya minta harus ada program untuk disabilitas dan dimasukan,” ungkap Surya menggunakan bahasa isyarat saat diwawancarai detikHealth 4 tahun silam.


Tiga tahun silam pada bulan Oktober, Surya berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Presiden Jokowi di Istana Negara bersama pemuda Indonesia lainnya. Dirinya mengaku ingin menjadi staf presiden untuk membantu presiden membuat Indonesia ramah disabilitas. “Jadi membuat negeri lain iri, Pak,” ungkap Surya menggunakan bahasa isyarat dalam video blog resmi Jokowi di YouTube.


Selain dengan Presiden Jokowi, satu tahun lalu, Surya juga sempat diundang Sri Mulyani untuk datang ke kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dalam perbincangannya bersama Menkeu RI tersebut, Surya mengungkapkan bahwa dirinya bersyukur karena Kemenkeu membuat aplikasi yang dapat mereka (kaum disabilitas) akses. “Tapi saya merasa masih tertinggal dari negara lain karena pengalaman saya saat di Amerika dan Inggris, saya merasa bukan tuli di sana karena dimanapun ada aksesnya bagi kami,” tambah Surya.


Ia juga berharap ada pemberdayaan SDM juru bahasa isyarat, karena masih terbatas jumlahnya. “Contohnya saat di Amerika saya pergi ke museum, di sana ada juru bahasa isyarat dan itu gratis. Kalau di Indonesia saya harus membayar lagi,”ungkapnya.


Berkat kepercayaan diri dan kegigihannya sebagai aktivis tuli, tahun 2018 lalu, Surya berhasil mendapatkan beasiswa dari Rochester Institute of Technology di jurusan Associate of Science in Applied Liberal Arts-Immersions: ASL & Deaf Studies. Setelah dua tahun menimba ilmu di New York, pada Mei 2020 ia lulus dari sana dengan gelar cumlaude.


Pria yang tergabung dalam organisasi Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu (Gerkatin) ini mengaku segala prestasi dan keberaniannya dapat ia capai berkat dukungan keluarga terutama ibu. Baginya, seorang ibu merupakan malaikat hidup. “Ibu saya membolehkan pergi untuk mencari dunia yang lebih luas,” ungkapnya saat diwawancarai CNN Indonesia tahun 2017 lalu.


Surya Sahetapy menjadi salah satu contoh pemuda Indonesia yang senantiasa mengusahakan hal terbaik bagi Indonesia. Keterbatasan yang ada bukanlah sebuah halangan baginya untuk memperjuangkan hak-hak kaum disabilitas, terutama kaum tuli.(Dhanty)





Editor : Intan


5 views0 comments

Comentários


Post: Blog2_Post
bottom of page