top of page
  • Writer's picturemedia arah

Bangun Komunikasi Orangtua dan ABK dengan Sekolah Melalui ‘Konsep 5M’

Updated: Nov 26, 2020


Sumber: Youtube GTK Dikmen Diksus TV | Grafis : Dhanty


Yogyakarta, Arah Media - Kegiatan belajar mengajar saat pandemi beralih menjadi pembelajaran melalui daring. Peran orangtua dalam kegiatan tersebut menjadi sangat penting bagi anaknya. Terlebih pada peserta didik berkebutuhan khusus yang juga membutuhkan usaha lebih.


Melalui webinar yang diadakan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Diana Shanty, guru di Sekolah Luar Biasa Swasta (SLBS) Putra Hanjuang Garut membagikan konsep 5M. Konsep 5M ini merupakan cara untuk menunjang komunikasi yang baik di lingkup pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).


Konsep diberikan karena dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ABK sangat membutuhkan kolaborasi yang baik antara pihak sekolah dan orangtua. “Dalam masa PJJ ini tentu kita memerlukan kolaborasi baik antara guru, orangtua maupun peserta didik. Baik dengan warga sekolah, pihak lain, bahkan masyarakat dengan cara 5M,” ucap Diana pada Rabu (4/11).


Berikut ini penjelasan Diana mengenai konsep 5M tersebut pada webinar yang bertema Inovasi dan Pengabdian bagi Pendidikan Inklusi.


Memanusiakan hubungan

Konsep ini berorientasi pada Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) yang mana orangtua terlibat supaya pihak sekolah juga mengetahui profil dan kondisi keluarganya. Selain itu, informasi lain mengenai perkembangan dan pembelajaran anak juga harus didiskusikan oleh orangtua dan guru. Sehingga melalui konsep pertama ini, guru dapat mengetahui kebiasaan anak selama belajar di rumah hingga pekerjaan orangtua yang mungkin memengaruhi proses pembelajaran.


Memahami konsep

Keterlibatan orangtua dalam memahami konsep bukan sekedar dengan penguasaan konten melainkan orangtua juga harus memandu, serta memahami kompetensi dalam berbagai konteks dan mata pelajaran yang akan disampaikan. Guru dan orangtua berdiskusi mengenai aktivitas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan di rumah.


Membangun berlanjutan

Konsep ini bertujuan untuk memberikan rute pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan. Tujuan tersebut dicapai dengan memberikan umpan balik dan praktek yang baik. Guru dan orangtua mendiskusikan materi yang telah dipelajari, tantangan atau kesulitan yang dihadapi, dan strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut.


Memilih tantangan

Anak berkebutuhan khusus dalam menguasai keahlian tentu melalui proses yang berjenjang, dari tahap paling dasar. Sehingga merupakan suatu tantangan untuk menjadikan anak menguasai suatu keahlian. Salah satu caranya dengan pemilihan tantangan yang sesuai dengan profil dan kemampuan sang anak. Orangtua dapat memberikan pilihan media yang digunakan dalam pembelajaran.


Memberdayakan hubungan

Orangtua mendorong anak untuk mengenali komunitasnya sebagai akses belajar yang relevan. Orangtua dapat berdiskusi dengan anak mengenai peristiwa/persoalan yang sedang terjadi. Selain itu, orangtua dapat menghubungan pembelajaran dengan konteks komunitas atau relasi terdekat.


Menurutnya, orangtua menjadi narasumber yang pertama bagi peserta didik berkebutuhan khusus selama pembelajaran di rumah. “Orangtua yang akan menjadi narasumber sebagai sumber anak belajar,” tambah Diana.(Dhanty)




Editor : Intan

4 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page