Arah Media – Masih banyak orang tua yang menganggap bahwa tabu sifatnya membahas mengenai pendidikan seksual dan reproduksi. Bahkan, beberapa orang masih memiliki pandangan bahwa mengajarkan pendidikan seks tiada bedanya dengan mengajarkan mengenai pornografi kepada anak mereka.
Orang tua selalu berpikir bahwa anak akan mengetahui hal-hal tentang seks sendiri jika sudah besar nanti. Padahal, pemahaman mengenai kesehatan seksual sejak dini adalah hal penting yang perlu ditanamkan kepada anak-anak.
Melansir dari Kompas.com, Seto Mulyadi alias Kak Seto, pendiri dan ketua pertama Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak), meminta kepada para orang tua untuk dapat memberikan pendidikan seks kepada anak dengan baik. Menurutnya, para orang tua sebaiknya menjadi orang pertama bagi anak-anak sebagai sumber informasi soal pendidikan seks yang tepat.
Kak Seto menjelaskan bahwa anak-anak bisa mulai diberikan pendidikan seks sejak di umur 2,5-3 tahun. Pada usia tersebut, lanjutnya, anak-anak biasanya mulai memegang organ intimnya atau sudah mulai penasaran dengan kondisi tubuhnya.
Menurut Kak Seto, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menjelaskan secara detail kepada anak. Menurutnya, orang tua tak perlu sungkan untuk menyebut penis atau vagina kepada anak, karena itulah yang harus dilakukan.
“Karena salah satu kendala dalam perkembangan psikoseksual adalah kaburnya identitas seksual, sehingga muncul berbagai macam LGBT atau penyimpangan perilaku seks,” ujar Kak Seto.
Para orang tua perlu menekankan kepada anak-anaknya, bahwa bagian-bagian intim mereka tak boleh ada yang sembarangan menyentuh, memegang, ataupun menyalahgunakan. Selain itu, anak-anak juga perlu diajarkan untuk menjaga organ-organ tubuhnya.
“Setelah itu orang tua bisa mulai mengembangkan pola perilaku anak yang umum sesuai jenis kelamin masing-masing,” terang Kak Seto. Ia menegaskan bahwa pengenalan akan organ seksual perlu dijelaskan sebaik mungkin.(Cescadeva)
Editor : Intan
Opmerkingen