Arah Media - J.R.R. Tolkien dianggap sebagai "Bapak Fantasi Modern." Sebab, hampir setiap penulis fantasi di dunia ternyata dipengaruhi oleh J.R.R. Tolkien, ia inspirasi bagi banyak orang.
Jika kita agak asing dengan namanya, kita mungkin tidak asing dengan karya novel populernya, The Lord of the Rings dan The Hobbit. Kedua karyanya ini telah diadaptasi ke dalam film fantasi yang menarik begitu banyak penggemar.
J.R.R. Tolkien lahir pada tahun 1892 di Bloomfontein, Afrika Selatan. Setelah tiga tahun, dia kembali ke Inggris bersama ibunya, Mabel. Dia kemudian dibawa ke pedesaan di Warwickshire, tempat dimana dia mendapat banyak inspirasi untuk karya-karyanya.
Tolkien bukan hanya seorang penulis dunia yang sangat terkenal dengan karakter-karakter hebat dan makhluk-makhluk yang mengerikan di novelnya, ia juga seorang jenius linguistik.
Sejak usia muda, Tolkien adalah seorang cendekiawan dengan ketertarikan yang khusus akan bahasa. Dia sangat menikmati mempelajari bahasa, khususnya bahasa Yunani, bahasa Anglo-Saxon, dan kemudian di Universitas Oxford, bahasa Finlandia.
Biographics menyebut kalau Tolkien adalah seorang anak yang cerdas yang mampu menguasai bahasa kuno dan modern. Dia sudah menguasai empat bahasa pada saat remaja, dan ketika dewasa dia bisa berbicara bahasa Swedia, Norwegia, Denmark, Jerman, Belanda, Perancis, Spanyol, Italia, Welsh, Rusia, dan Finlandia.
Masih belum puas hanya dengan menguasai bahasa yang digunakan manusia di berbagai belahan negara, Tolkien pun akhirnya belajar menguasai sejumlah besar bahasa kuno, termasuk Old Norse, Old English, Middle English, dan Welsh abad pertengahan.
Dia kemudian mengambil Sastra Inggris di Oxford University. Kebanyakan waktunya dihabiskan untuk mempelajari bahasa-bahasa lain di perpustakaan. Di Oxford inilah, di mana dia menjadi terpesona dengan bahasa Finlandia, sebuah bahasa yang menjadi landasan untuk bahasa Quenya; sebuah bahasa yang nantinya akan dia berikan kepada bangsa Elf ciptaannya.
Ketertarikan Tolkien pada bahasa, membuatnya menciptakan bahasanya sendiri. Seperti yang kemudian kita tahu dalam novel "Lord of the Rings" miliknya. Bukan hanya itu, ternyata dia menciptakan lebih dari selusin bahasa selama masa hidupnya.
Bahasa yang ia buat memiliki sintaksis yang sama, yang merupakan bahasa nyata dengan sintaks, morfologi, dan fonologi yang unik dan kompleks. Bahasa pertamanya yang diciptakan adalah bahasa yang disebut Naffarin, bahasa ini didasarkan pada bahasa Spanyol tetapi dengan aturan dan tata bahasanya yang dibuat sendiri.
Tolkien mengerti sistem yang tidak hanya saja mencakup versi modern dari bahasa yang diciptakannya, tetapi juga konteks historisnya. Dia pun jago mendesain huruf yang begitu rumit dan membingungkan untuk dipahami orang awam.
Rasa cintanya terhadap bahasa tidak memudar sepanjang hidupnya. Dia pernah berkomentar bahwa bahasa-bahasa terletak sebagai jantung dari tulisan-tulisannya. Dia benar-benar mengatakan, cerita-cerita karyanya ada untuk menyediakan kesempatan baginya untuk menggunakan bahasa-bahasa buatannya. Para penggemar bukunya mungkin tidak akan setuju, tetapi bukunya mengilustrasikan kepentingan yang mendalam yang dia lekatkan pada penggunaan bahasa-bahasa tersebut.(Intan)
Editor : Akhsan
Comentários