top of page
Writer's picturemedia arah

Satu Sekolah di Desa Jadi Percontohan saat Pandemi

Updated: Nov 26, 2020


Dok. Guru SDN 1 Pasirlangkap

Yogyakarta, Arah Media – Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama adanya perubahan sistem pembelajaran di kelas. Hampir semua jenjang pendidikan memilih melakukan pembelajaran daring untuk mengantisipasi adanya penularan virus yang lebih luas. Tak terkecuali SD Negeri 1 Pasirlangkap, Kab. Sukabumi, Jawa Barat.


Sekolah ini terletak jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Areanya penuh dengan dominasi palet hijau dari tanaman-tanaman ladang dan hutan yang tumbuh disana. Jumlah peserta didik di sekolah dasar ini juga tidak banyak. Para pengajar sendiri, harus menempuh jalan berkilo-kilo jauhnya hanya untuk menunaikan kewajiban mengajarnya.


Belum lagi, kondisi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang ditetapkan pemerintah cukup menjadi tantangan pelik bagi siswa dan guru. Para siswa harus naik ke bukit demi mendapatkan jaringan internet yang bagus. Tak jarang pula sejumlah siswa akhirnya tidak bisa terhubung saat proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, ada hambatan lain dimana tidak semua siswa memiliki alat yang memadai untuk menunjang pembelajaran.


Namun, siapa sangka dibalik sejumlah hambatan yang dihadapi, Direktorat Sekolah Dasar memilihnya menjadi percontohan sekolah yang telah melakukan inovasi penilaian sikap siswa dengan baik. Dr. Sri Dewi Nirmala sebagai perwakilan dari SD Negeri 1 Pasirlangkap ini kemudian menjadi salah satu narasumber utama di Webinar Penilaian Sikap Siswa dalam Pembelajaran Jarak Jauh yang dibuka secara nasional, pada Senin (16/11/20).


“Kami melakukan pelaksanaan penilaian sikap dimulai dari perencanaan seperti pemetaan kompetensi dasar per proses pembelajaran diluar dari perencanaan yang dibuat per satu tahun. Perencaan ini untuk membuat pemetaan guru, terhadap sikap apa yang ingin dinilai dari mata pelajaran tersebut,” ungkap Sri.


Ia melanjutkan bahwa SD Negeri ini memilih sistem angket untuk menjadi acuan dalam penilaian sikap di tengah pandemi. Angket tersebut terdiri dari lembar observasi untuk orang tua, intrumen penilaian diri yang diisi siswa, dan instrumen jurnal oleh guru.


Hasil dari angket tersebut dikumpulkan melalui dua sistem pembelajaran kombinasi yang dipadukan. Pada pembelajran daring, terdapat hasil penilaian dari pemantauan orang tua terhadap anak yang menjalankan tugasnya. Adapun penilaian guru saat proses pembelajaran, dilakukan melalui video call WhatsApp dan percakapan di WhatsApp secara tulis maupun voice note. Sedangkan, pada sistem luring, siswa akan diminta mengisi angket yang sudah dicetak dan guru melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung.


Menurut Sri, cara tersebut juga masih berkendala. Pasalnya, tidak semua orang tua siswa memahami aplikasi dan file modern yang digunakan pihaknya. Ia kemudian menyesuaikan cara pengambilan angket yang diperlukan dengan cara yang lebih dipahami orang tua siswa.


“Kami pernah mengirim dalam format web tapi ternyata para orang tua tidak bisa. Sehingga kami hanya bisa mengirim foto melalui media WhatsApp untuk kemudian orang tua bisa menuliskan ulang dan mengisinya, “ jelasnya.


Sri turut menegaskan bahwa sikap, merupakan hal yang krusial, sangat penting, dan berharga. Ia menyebutkan bahwa siapapun tidak akan memiliki hari yang baik dengan sikap yang tidak baik. Sehingga, para pengajar perlu memiliki teknik, membimbing, dan memfasilitasi siswa untuk menjadi anak-anak dengan sikap yang baik dengan karakter yang hebat. (Naila)



Editor : Intan

37 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page