top of page
Writer's picturemedia arah

Mengenal CoronaVac, Vaksin COVID-19 yang Telah Tiba di Indonesia dan Alasan Pemerintah Memilihnya


Sumber : bbc.com | Grafis : Zaldi

Arah Media - Informasi dan edukasi mengenai vaksin COVID-19 yang akan digunakan di Indonesia menjadi penting bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut penting karena merekalah yang nanti akan menggunakan vaksin tersebut.


Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 yang ditetapkan Menkes RI, Terawan Agus Putranto pada Kamis (3/12/2020), terdapat enam vaksin COVID-19 yang dapat digunakan di Indonesia. Lima vaksin diproduksi oleh perusahaan luar negeri dan satu diproduksi oleh PT Bio Farma dari Indonesia.


Lima jenis vaksin COVID-19 tersebut meliputi vaksin yang diproduksi oleh perusahaan AstraZeneca (Inggris), Sinopharm (China), Moderna (Amerika), Pfizer-BioNtech (Amerika-Jerman), dan Sinovac Biotech (China). Salah satu dari kelima vaksin tersebut, yakni produksi Sinovac Biotech yang bernama CoronaVac, telah mendarat di Indonesia pada Minggu (6/12/2020) melalui Bandara Soekarno-Hatta.


Melansir Kompas, sebelum dapat digunakan, 1,2 juta vaksin CoronaVac tersebut haruslah memiliki izin penggunaan terlebih dahulu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Bio Farma sehingga belum bisa digunakan langsung. "Pemerintah hanya akan menyediakan vaksin yang terbukti aman dan lolos uji klinik," tutur Terawan pada konferensi pers yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Senin (7/12/2020).


Harga per dosis dari kelima vaksin produksi perusahaan luar negeri yang tercantum dalam surat keputusan Menteri Kesehatan RI tentu berbeda-beda sesuai metode produksi yang digunakan. Untuk vaksin CoronaVac ini, melansir DW Indonesia, harganya sekitar 200 ribu Rupiah per dosis. "Harga per satuan, hasil dari BPKP, LKPP dan KPK, bahkan Kejaksaan Rp 211.282 per dosis. Ini untuk program murni, bukan vaksinasi pribadi, ini untuk 3 juta vaksin pertama," ujar Menkes Terawan saat Rapat bersama Komisi IX DPR RI Jakarta, Selasa (17/11).


Menurut infografis oleh BBC yang bersumber dari Kemenkes, WHO, dan situs resmi perusahaan, vaksin CoronaVac produksi Sinovac tersebut dibuat dengan metode pelemahan virus. Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan, menurut penelitian, vaksin CoronaVac produksi Sinovac disebut memiliki efektivitas yang bagus dan lebih lengkap proteksinya untuk penggunaan dalam tubuh manusia karena metode pelemahan virus.


Tak hanya itu, dibandingkan dengan vaksin produksi 4 perusahaan selain Sinovac membutuhkan suhu penyimpanan yang lebih ekstra. Misalnya vaksin produksi perusahaan Moderna dan Pfizer, masing-masing membutuhkan penyimpanan dengan suhu -40 derajat celcius dan -70 derajat celcius. Kontras dengan itu, CoronaVac, dilansir dari infografis BBC, hanya memerlukan penyimpanan suhu lemari es, yakni 2 sampai 8 derajat celcius saja.


Namun meski begitu, efektivitas dari vaksin CoronaVac ini belum diketahui secara sempurna karena masih berada dalam uji klinis fase 3. Vaksin baru dapat digunakan setelah uji klinis tersebut selesai. Menanggapi hal itu, pemerintah menyampaikan bahwa pihaknya tentu telah melakukan pertimbangan secara matang sebelum membeli vaksin tersebut dari Sinovac.


Aspek harga yang terjangkau menjadi salah satu pertimbangannya. Selanjutnya, pemerintah pun melihat bahwa efek samping CoronaVac rendah dan memiliki dosis tunggal. Atau dengan kata lain, tidak perlu dilakukan penyuntikan berkali-kali dalam waktu tertentu.(Dhanty)




Editor : Intan


0 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page