Arah Media -- Semua anak yang terlahir di muka bumi pasti memiliki cita-cita setinggi langit. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan bersekolah dan berusaha. Namun tak semua anak-anak di usia sekolah, terutama di pelosok negeri, bisa mendapatkan pendidikan yang layak, karena terhambat faktor ekonomi dan sosial.
Dengan adanya Program Indonesia Mengajar, para insan muda pewaris negeri yang berada di pelosok Indonesia bisa bernafas lega. Mereka diajar oleh para guru muda yang mengabdi selama satu tahun penuh untuk mendapatkan ilmu dan pendidikan yang layak.
Sang penggagas yaitu mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, memulai kiprah program ini pada tahun 2009. Bagi Anies, Program Indonesia Mengajar merupakan gerakan untuk mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam membangun pendidikan di Indonesia.
Tujuan dari Indonesia Mengajar adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang terjanjikan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Begitu juga sebaliknya, para Pengajar Muda akan meninggalkan ilmu, inspirasi, dan kenangan bagi masyarakat desa di pelosok negeri. Di sisi lain, program ini juga dapat melatih para pengajar menjadi orang yang terpimpin di masa depan dengan memiliki pemahaman akar rumput.
Untuk menjadi relawan, pengajar perlu melewati tahapan-tahapan yang harus dipenuhi. Pertama adalah fase rekrutmen, para calon pengajar akan membuat akun terlebih dahulu kemudian mengisi dan mengirimkan aplikasi secara online. Jika lolos tahap administratif, akan dipanggil untuk tes wawancara dan setelah dinyatakan lolos wawancara akan dilakukan tes kesehatan.
Fase yang kedua adalah pelatihan, seluruh calon pengajar akan menjalani pelatihan selama 7 minggu intensif. Dalam pelatihan tersebut, terdapat materi yang diajarkan seperti keterampilan teori, praktik, hard skill, dan soft skill. Pelatihan ini ditujukan untuk memberikan bekal bagi calon Pengajar Muda dalam melaksanakan tugas mereka di daerah penempatan selama setahun.
Setelah melewati pelatihan, calon pengajar akan dikirim dan ditugaskan di berbagai pelosok Indonesia selama setahun di sekolah dasar (dapat negeri atau swasta) yang ditentukan bersama dengan Dinas Pendidikan daerah. Proses pemberangkatan Pengajar Muda ke daerah masing-masing dilakukan secara kelompok per daerah dan secara langsung setelah pelatihan berakhir.
Saat ini jumlah pengajar sudah mencapai 915 orang yang tersebar di 207 sekolah di 28 kabupaten di seluruh Indonesia. Selama bertugas di daerah penempatan, masing-masing Pengajar Muda tinggal bersama dengan keluarga angkat selama mereka bertugas. Tugas pengajar tak hanya mengajar kepada siswa, namun juga melakukan kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat sekitar.
Diharapkan, para Pengajar Muda dapat aktif berinteraksi dengan masyarakat setempat serta dapat memahami dan mengambil pelajaran secara langsung mengenai kearifan lokal. Sebagai Pengajar Muda, ada empat kategori tugas yang dilaksanakan di sekolah maupun di desa, antara lain;
1) Kegiatan kurikuler; merupakan komponen pokok program, yaitu segala kegiatan terkait belajar-mengajar dari sejak perencanaan belajar sampai evaluasi.
2) Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
3) Kegiatan pembelajaran masyarakat, yaitu segala kegiatan belajar bersama masyarakat.
4) Kegiatan jaringan dan advokasi pendidikan, yaitu segala kegiatan untuk membangun, memelihara dan menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di wilayah terkait.(Latief)
Editor : Intan
Comentarios