Arah Media –Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar Kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tingkat Nasional secara daring. Perlombaan tersebut diperuntukkan bagi kaum difabel yang ada di seluruh Indonesia.
Menkominfo, Johnny G Plate, mengatakan bahwa dengan adanya agenda percepatan Transformasi Digital Nasional, Kemenkominfo bermaksud memberikan perhatian khusus kepada kaum difabel dengan mendukung adopsi teknologi dalam inovasi-inovasi yang dapat menjawab keterbatasan sosial yang ada.
“Hal ini termasuk akses ke layanan kesehatan, layanan pendidikan, lapangan kerja, serta membuka peluang partisipasi yang luas di bidang ekonomi, budaya, dan sosial di kemasyarakatan lainnya,” ungkap Johny pada siaran langsung di youtube Kemkominfo TV pada jumat (27/11/20).
Menurut Johny, pemerintah menyadari masih ada ruang luas untuk memastikan akses digital yang adil dan setara bagi para kaum difabel. Sehingga, kompetisi TIK bagi difabel adalah salah satu upaya yang dilakukan Kemenkominfo bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) untuk memperluas kesempatan dan mengembangkan ekosistem transformasi yang inklusif.
Selain itu, Johny menilai kompetisi TIK yang digelar sebagai wadah pengembangan talenta digital dengan maksud agar para peserta nantinya mampu bersaing di masa yang akan datang dan masa kini. Sehingga, mampu untuk mendorong perwujudan masyarakat digital Indonesia yang adil dan bermartabat.
“Kegiatan ini merupakan suatu langkah afirmatif dari Kominfo dan mitra kerjanya dengan maksud menunjukkan rasa empati dan mengajak serta kaum difabel Indonesia untuk mengambil bagian dalam transformasi digital di Indonesia,” tambahnya.
Untuk meningkatkan kapabilitas digital di kaum difabel, Kemenkominfo sebelumnya telah melakukan pelatihan daring. Dimana pada pelatihan yang sama di tahun 2016 dan 2017 masing-masing membuka untuk 500 peserta. Sedangkan pelatihan digital tahun 2020 dinilai spesial karena selain meraih 1600 peserta, pelatihan ini juga terdiri dari 900 orang peserta yang berada di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Lanjut, Johny mendorong agar pihak yang terkait dalam kegiatan kompetisi untuk melibatkan difabel secara aktif. Adapun ia berpesan kepada para peserta untuk mengikuti kompetisi TIK secara sehat.(Naila)
Editor : Intan
Comments