top of page
  • Writer's picturemedia arah

Kapan Anak Siap mengikuti sekolah PAUD?


Sumber : paud.kemdikbud.go.id | Grafis : Dhanty

Arah Media - Sekolah formal di Indonesia terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu tingkat bermain, dasar, menengah dan tinggi. Namun, pada tingkatan bermain paling bawah atau biasa disebut pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu program yang dapat diselenggarakan secara formal maupun informal.


Sama seperti program pendidikan lainnya, praktik dan ketentuan PAUD juga telah dijabarkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Khususnya yang tertulis pada pasal 28.


Melansir dari Undang-undang tersebut, PAUD merupakan program pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun atau sebelum memasuki jenjang sekolah dasar. Program ini dilakukan dengan melakukan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lanjutannya.


Lalu bagaimana mengetahui kesiapan anak untuk mengikuti sekolah PAUD?

Meski pemerintah telah mengatur dan membuat skema untuk jenjang pendidikan ini, karena usianya yang masih sangat belia, orang tua harus mengupayakan minat anak untuk belajar terlebih dahulu. Selain itu orang tua juga perlu peka terhadap faktor kesiapan anak, seperti yang dilansir dari hellosehat.com.


1. Kesiapan Emosional


Anak pada usia yang masih sangat belia tentu membutuhkan perhatian orang tua yang lebih intens. Tak heran, sejumlah anak justru akan merasa cemas bila ditinggal orang tuanya. Apalagi bila berada di tempat yang baru dikunjunginya. Pemaksaan anak untuk tetap disekolahkan dengan kondisinya yang terus cemas dapat menimbulkan stress pada anak.


Pada dasarnya faktor kesiapan ini adalah ukuran dari tingkat ketenangan dan kemampuan seorang anak untuk mengatasi hal-hal tertentu. Bagaimana ia akan berbicara kepada orang lain, bersosialisasi atau berbagi saat bermain. Terlebih pada kondisi tertentu saat ia tak bersama orang tua, seorang anak diharapkan siap dan aktif.


2. Kesiapan Fisik


Faktor ini merupakan salah satu alasan penting anak untuk kemudian bersekolah. Tak hanya soal emosional dan bagaimana seorang anak bersikap kepada orang lain. Namun, merujuk pada faktor fisik dan motorik anak. Hal ini seperti, bagaimana seorang anak mampu mengikuti dasar yang akan diajarkan di sekolah nantinya.


Faktor ini dianggap penting karena ketidakmampuan seorang anak untuk melakukan hal dasar dapat menurunkan rasa percaya diri. Ditambah psikis anak yang belum sepenuhnya terbangun dapat membuat seorang anak kemudian tidak dapat berbaur dengan temannya atau bahkan akan dikucilkan. Kondisi yang demikian tentu akan menjadikan arti sekolah yang ditanamkan pada masa prasekolah ini menjadi momen yang mengerikan.(Naila)



Editor : Intan


0 views0 comments

Opmerkingen


Post: Blog2_Post
bottom of page