top of page
Writer's picturemedia arah

Bangun Kedekatan dengan ABK Melalui Seni Rupa


Sumber : Instagram @ekonugrohoartclass | Grafis : Naila

Arah Media—Mungkin bagi sebagian orang, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dipandang sebagai sosok yang bodoh dan harus dikasihani. Sebab, dengan kekurangannya tersebut, tak jarang ABK selalu membutuhkan bantuan orang lain. Namun, di balik problematika itu, Katrin Nur Nafi'ah Ismoyo, seorang Guru Seni, justru memiliki kesan yang berbeda.


Sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi Guru Seni di Eko Nugroho Art Class khusus ABK, Katrin, begitu panggilan akrabnya sempat mengajar di Sekolah Menegah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta. Dikatakan spesialis Guru Seni untuk ABK juga bukan, sebab ini adalah kebetulan beruntun. Berkat keahliannya bisa berbahasa isyarat membuat banyak peluang membawanya untuk menjadi Guru Seni khusus ABK terutama tuna rungu.


Sejak di bangku SMA, wanita lulusan Sarjana Seni Rupa Universitas Yogyakarta ini berteman dengan seorang tuna rungu, dari situlah ia mulai belajar bahasa isyarat. Niat awalnya supaya bisa berkomunikasi dengan teman sebangkunya tersebut sambil sesekali membantunya untuk memahami pelajaran. Walau tak banyak kosa kata yang ia kuasai, namun tetap saja menjadi kelebihan tersendiri yang dimilikinya dibanding guru seni lainnya.


Berawal dari temannya yang mengetahui kemampuan tersebut, membawa Katrin menjadi Guru Seni tetap di Eko Nugroho Art Class khusus anak autis dan tuna rungu. Meski sekarang ia mulai mengurangi porsi kerjaanya karena sedang melanjutkan S2 dengan jurusan yang sama pula. Selain itu, kini ia juga sedang fokus untuk bekerja sebagai illustrator di salah satu perusahaan.


Sejauh ini, tidak ada lika liku tersendiri baginya untuk mengajar anak autis dan tuna rungu. Mungkin bagi sebagian guru ABK kadang kerap merasa susah untuk membimbing muridnya, bahkan mereka yang sudah memiliki jam terbang tinggi sekalipun. Katrin bercerita bahwa kunci mengajar ABK adalah dengan membangun kedekatan, sebab ketika kita berhasil mendapat chemistry dengan mereka, kedua pihak akan merasa nyaman.


“Di sisi lain, murid-muridku nyaman ngobrol dengan aku karena kami sama-sama kenal dengan salah satu teman di komunitas tuna rungu gitu, jadinya chemistry itu mudah dibangun, mau ngajar pun asik,” ujarnya melalui pesan suara. Katrin juga menambahkan bahwa dia sosok yang cukup kepo sehingga tak jarang banyak bahan pembicaraan yang terlontar dari mulutnya.


Setelah memasuki fase membangun kedekatan, proses belajar mengajar akan terasa lebih menyenangkan. Saat itulah Katrin merasa benar-benar bahagia, berarti murid-muridnya dapat menyerap pelajaran dengan baik. Tak sedikit ABK yang mengamuk saat diajar oleh gurunya, sementara sepanjang dia mengajar belum pernah menerima penolakan dari murid-muridnya.


Paling sesekali dijahili oleh sebagian muridnya, itupun bukan digangguin yang aneh-aneh dan cuma dianggapnya bercanda saja sebagai bentuk kedekatannya dengan si murid. “Kalau aku engga dijailin yang aneh-aneh sih, paling ya cuma bercanda aja, ngga sampai menyentuh fisik,” tulisnya dalam pesan WhatsApp disertai emoji tertawa. Kebetulan, pengalamannya cukup beruntung dibandingkan teman guru ABK lainnya. Sempat di salah satu pertemuan, temannya sedang berdua di kelas bersama salah seorang murid ABK. Tanpa sadar murid tersebut onani di depan teman sekantornya tersebut.


Katrin merupakan seorang guru dengan karya-karya yang luar biasa, lebih-lebih dia juga menjadikan murid-muridnya sebagai guru kehidupannya. Banyak hal yang bisa dipelajari dengan mengenal lebih dekat mereka dan mulai memahami kehidupannya. “Anak ABK itu cerdas loh, dengan keterbatasannya, mereka bisa mengoptimalkan apa yang mereka punyai,” ungkapnya.


Namun, ia cukup menyayangkan banyak orang tua ABK yang belum memahami anaknya, baik keinginan maupun kemampuannya. Bukannya mendorong anaknya untuk mengeksplor apa yang mereka sukai, justru kebanyakan dari mereka hanya melemparkan tanggung jawabnya kepada pihak sekolah. “Padahal jika orangtua mendukung dan memperhatikan anaknya dengan baik, pasti tumbuh kembang mereka semakin optimal, buktinya banyak karya-karya anak ABK disini yang ga kalah bagus dengan anak-anak normal,” pungkasnya.(Ilma)



Editor : Intan

5 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page