top of page
Writer's picturemedia arah

Jurusan Ilmu Perang tak Semengerikan Namanya


Sumber : akcdn.detik.net.id ; ayosemarang.com | Grafis : Naila

Arah Media -- Untuk para pelajar dan mahasiswa yang ingin melanjutkan studi lanjut, pastinya akan melalui fase-fase di mana kesusahan dalam memilih bidang studi, apakah akan sejalur dengan studi sebelumnya atau berbeda. Berbagai riset serta masukan-masukan dari orang yang dipercayai pasti berpengaruh dalam menentukan hal itu. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam memilih bidang studi yang akan dijalani ke depannya.


Apakah sudah mengetahui tentang Jurusan Ilmu Perang? Tenang, kita disini tidak harus mempelajari bagaimana cara merakit bom, memegang senjata, atau bahkan sampai turun ke medan perang. Juga jangan salah fikir dahulu, ilmu perang tak hanya diperuntukan untuk tentara saja. Jadi, orang sipil pun sangat boleh mempelajari ilmu ini.


Jadi, apa itu Ilmu Perang? Sebenarnya hampir sama dengan Hubungan Internasional namun lebih difokuskan kepada pemahaman bidang konflik, keamanan, dan politik internasional yang kompleks melalui pengajaran, penelitian, dan keterlibatan antar-disiplin.


Dalam Studi Ilmu Perang, materi yang dipelajari akan menggabungkan sejarah, studi militer, politik nasional dan internasional, psikologi, filsafat, ekonomi dan sosiologi, kursus dalam Konflik serta Keamanan. Menawarkan pemahaman terperinci dan bertekstur tentang urusan dunia, hubungan internasional, dan masalah yang ada di balik tajuk berita - sekarang dan di masa lalu.


Salah satu kampus yang mengampu jurusan tersebut adalah King’s College London (KCL). War Studies KCL berada di bawah naungan Department Security Studies, Faculty of Social Science and Public Policy. Studi Ilmu Perang di King’s College adalah salah satu studi ilmu perang yang terbaik di dunia.


Menurut situs resmi King’s College, untuk para mahasiswa War Studies, diharapkan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perang dan hubungan internasional. Mendapatkan mata pelajaran yang layak dipelajari dan sebagai persiapan intelektual untuk pilihan karir seluas mungkin, termasuk di pemerintahan, jurnalisme, penelitian, dan organisasi kemanusiaan dan internasional.


Alumni yang cukup tersohor di antaranya adalah mantan Perdana Menteri Yordania, Marouf al-Bakhit; Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Irak, Nickolay Mladenov; dan mantan Komandan Jenderal Marinir Kerajaan Britania Raya, Sir Robert Fry.


Bagaimana dengan Indonesia, apakah ada? Di Indonesia sendiri yang serupa dengan War Studies salah satunya adalah Peace and Conflict Studies yang berada di Universitas Gadjah Mada (UGM). Studi ini di bawah naungan Department of International Relations, Institute of International Studies.


Ranah studi ini lebih merujuk ke isu-isu yang ditimbulkan oleh ancaman keamanan, seperti perang. Penelitian dalam tema ini juga secara ekstensif menginvestigasi ancaman yang berkaitan dengan keamanan manusia. Penelitian yang dikembangkan dalam tema ini dirancang untuk memperkaya dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai isu. Isu tersebut diantaranya seperti penyebab perang dan perdamaian, terorisme, kemanusiaan, kekerasan dan non-kekerasan, peacebuilding, serta operasi perdamaian.(Latief)




Editor : Intan


0 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page