top of page
  • Writer's picturemedia arah

5 Film Bertema Pendidikan yang Cocok Ditonton di Akhir Pekan


Sumber : imdb.com , legacy picture, hoopladigital.com, beritagar.id | Grafis : Zaldi

Arah Media – Menonton film adalah salah satu kegiatan pengisi waktu luang di akhir pekan. Studi dari Journal for Learning Through the Arts menunjukkan bahwa film dapat membantu seseorang untuk memahami dan mengenali pesan moral dari seorang tokoh.


Meski tujuannya menghibur, film juga mampu memotivasi, menginspirasi, dan mengembangkan pengetahuan dari sudut pandang orang lain. Melansir dari Kompas.com, inilah lima film tentang pendidikan yang dapat ditonton sebagai hiburan dan juga menginspirasi peserta ajar, pendidik, dan orang tua dalam dunia pendidikan di akhir pekan.

1. Kartini


Film “Kartini” merupakan film biografi salah satu tokoh emansipasi perempuan di Indonesia, yaitu R.A. Kartini. Dalam film ini sosok Kartini diperankan oleh Dian Sastrowardoyo.


Berasal dari keluarga ningrat, Kartini merasa tidak nyaman dengan segala tradisi keluarganya yang sudah turun temurun diwariskan. Kartini pun berjuang untuk menyetarakan hak bagi semua orang, terutama hak pendidikan untuk perempuan.


Film ini juga mengisahkan bagaimana perjuangan Kartini bersama dengan dua saudarinya, Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardiah (Ayushinta) dalam mendirikan sekolah untuk kaum miskin serta menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar.

2. X + Y (A Brilliant Young Mind)


“X + Y” menceritakan tentang Nathan Ellis (Asa Butterfield) yang merupakan seorang remaja Inggris yang ahli di bidang matematika, namun mengidap gangguan spektrum autisme. Sejak mengalami sebuah kecelakaan, Nathan senang ‘bermain’ dengan angka. Kemudian ia pun mengikuti seleksi dan menjadi perwakilan Inggris untuk mengikuti Olimpiade Matematika Internasional.


Nathan bersama ibunya, Julie (Sally Hawkins) pergi ke Taiwan untuk melakukan pelatihan. Di sana, Nathan belajar untuk mengungkapkan perasaan dengan kata-kata yang bagi sebagian besar pengidap autism merupakan sebuah tantangan besar.


Bagi penikmat film pendidikan dengan sedikit bumbu perjuangan dan romantisme, film garapan Morgan Matthews ini dapat menjadi pilihan untuk mengisi waktu di akhir pekan. Karena lewat film ini, penonton dapat melihat perjuangan Nathan dan lingkungan positif yang diciptakan orang tua serta teman di sekitarnya.

3. Taare Zameen Par


Every Child is Special” merupakan salah satu tulisan yang tercantum dalam poster film “Taare Zameen Par”. Kalimat tersebut telah meringkas seluruh inti dari film bahwa setiap anak, terutama dalam bidang pendidikan, memiliki spesialisasi masing-masing.


Dalam film ini, seorang guru seni bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) melihat potensi diri dalam muridnya, Ishaan Awasthi (Darsheel Safary) yang dianggap bodoh oleh semua orang karena tidak bisa membaca maupun menulis. Padahal Ishaan mengalami gejala disleksia, di mana ia sulit untuk mempelajari sesuatu yang baru daripada anak-anak lainnya.


Namun, Ram mengatasi hal tersebut dengan mengajari Ishaan menulis dan membaca secara pelan-pelan. Berkat semangat dan perhatian Ram, Ishaan akhirnya menemukan apa kemampuan yang mampu dikembangkan dalam dirinya.

4. Spare Parts


Film ini mampu memotivasi siswa maupun guru untuk terus berkarya di tengah keterbatasan dan tantangan yang ada. Film yang diadaptasi dari kisah nyata ini mengisahkan perjuangan tim robotika dalam mengikuti kompetisi robot di bawah air (underwater robotics competition) yang diadakan oleh Universitas California.


Tidak seperti pesaing-pesaingnya dalam kompetisi tersebut, tim yang bernama Robotika Carl Hayden Community High School tidak memiliki modal yang cukup untuk membeli suku cadang atau spare parts. Selain itu, anggota dari tim juga terdiri dari siswa-siswa bermasalah sehingga guru magang di sekolahnya yang mendampingi pembuatan robot ini, Fredi Cameron (George Lopez) harus mencari cara menghadapi berbagai tantangan.

5. Naura and Genk Juara


Mengusung konsep drama musikal seperti “Petualangan Sherina”, Eugene Panji menyuguhkan film keluarga yang membahas mengenai perwakilan tiga siswa untuk bersaing dalam kompetisi sains.


Naura, Okky, dan Bimo merupakan teman satu regu yang terpilih mewakili sekolahnya pada kompetisi tersebut di acara Kemah Kreatif, Situ Gunung, Sukabumi, Jawa Barat. Akan tetapi, dalam perjalanannya tiga kawan tersebut harus berhadapan dengan Trio Licik yang merupakan kelompok sindikat perdagangan hewan liar.


Kisah “Naura and Genk Juara” dapat menggambarkan hasil dari kreativitas dan perjalanan suatu kompetisi dengan menanamkan nilai cinta pada lingkungan.(Cescadeva)




Editor : Intan


2 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page