Arah Media - Saat ujian tiba atau hendak mengerjakan tugas, beberapa siswa maupun mahasiswa biasanya akan mulai belajar lebih rajin dengan mengulas materi yang telah diberikan oleh pengajar mereka. Namun terkadang, sewaktu belajar beberapa orang masih sulit untuk benar-benar fokus dan konsentrasi. Biasanya mereka terdistraksi oleh suara-suara bising, notifikasi gawai, atau hal lain. Alhasil justru banyak waktu yang terbuang sia-sia.
Untuk mengatasi masalah tersebut, terdapat suatu teknik yang bernama Teknik Pomodoro. Dilansir dari Quipper, teknik ini merupakan teknik belajar manajemen waktu yang diciptakan oleh Francesco Cirillo saat ia duduk di bangku perkuliahan. Pasalnya, waktu itu Cirillo termasuk orang yang sulit fokus belajar. Kata ‘Pomodoro’ yang berarti tomat dalam bahasa Spanyol pun dipilih karena saat itu ia memanfaatkan timer dapur berbentuk tomat untuk mengaplikasikan teknik ini.
Gambaran sederhana dari teknik Pomodoro yakni, pengatur waktu (timer) disetel untuk kegiatan yang singkat dan intens, kurang lebih selama 25 menit. Bagian inilah yang disebut dengan "Pomodoro". Saat timer berdering, kegiatan dihentikan dan waktunya untuk istirahat selama 5 hingga 10 menit. Tahapan ini diulang sampai kegiatan selesai atau sudah mencapai waktu target pengerjaan.
Untuk lebih lengkap dan rincinya, berikut tahapannya dikutip dari situs resmi Francesco Cirillo.
Pilih dan pilah tugas, pekerjaan, atau kegiatan yang ingin diselesaikan
Atur Pomodoro (timer, bebas) selama 25 menit
Kerjakan tugas, pekerjaan, atau kegiatan sampai Pomodoro berdering
Saat Pomodoro berdering, beri tanda centang pada kertas (checklist)
Istirahat sejenak
Setiap 4 kali putaran Pomodoro, gunakan waktu lebih lama untuk istirahat
Pada dasarnya, pendekatan teknik Pomodoro membagi pekerjaan menjadi dua sesi yakni 'kerjakan' dan 'istirahat'. Hal tersebut dapat meningkatkan insentif otak untuk mendapatkan penghargaan (waktu untuk istirahat).
Dilansir dari Focus Booster Blog, dalam buku The Distracted Mind: Ancient Brains in a High-Tech World, Dr. Gazzaley, ahli saraf, dan Dr. Rosen, psikolog, menyoroti hal serupa. "Dari penelitian puluhan tahun tentang pembelajaran dan perilaku, kami tahu bahwa semakin pendek waktu antara bala bantuan (penghargaan), semakin kuat dorongan untuk menyelesaikan perilaku itu dan mendapatkan hadiah," sorotnya.
Dari situ dapat disimpulkan, ponsel atau benda lain yang cenderung bisa mendistraksi hanya dapat digunakan ketika Pomodoro (timer) sudah berdering. Kegiatan ini dinilai dan dibuktikan cukup efektif untuk membuat belajar lebih fokus oleh beberapa riset dan bagi beberapa orang yang menerapkannya.
Melalui survei sederhana penulis melalui akun Instagramnya pada Senin (14/12/2020), 15 dari 39 remaja menggunakan teknik Podomoro ketika mereka belajar. Salah satunya, Annisa Husnia Khansa, mahasiswi semester 3 Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta. Dirinya mengaku menerapkan teknik tersebut ketika sedang belajar materi yang banyak membaca. “Aku anaknya gampang banget terdistraksi, jadi pake itu buat meminimalisir. Kalo nge-flow emang kadang suka lupa diri kan terus ujungnya capek, nah biar lebih kekontrol aja sih,” ujar Annisa saat dihubungi via Whatsapp, Senin (14/12/2020).
Mengutip hasil penelitian sebuah jurnal Education and Development IPTS, “Penerapan teknik Pomodoro dalam meningkatkan kinerja membaca siswa berhasil dilaksanakan selama dua bulan pembelajaran online di Sekolah Tinggi Akuntansi dan Manajemen Indonesia (STAMI) Pematangsiantar. Teknik Pomodoro disarankan untuk mengatasi masalah motivasi diri khususnya dalam pembelajaran online maupun offline pada situasi pandemi dan non pandemi.”
Senada dengan Annisa, Ayunda Laillan, mahasiswi semester akhir S1 Kedokteran Universitas Gadjah Mada pun sudah menggunakan teknik yang serupa dengan Pomodoro ini sejak lama. “Tapi aku pakainya kalau pas ngulang lecture atau nyicil aja,” tambahnya. Dirinya mengaku tidak menggunakan teknik belajar-istirahat-belajar ketika waktunya sudah mepet.
Tak hanya Ayunda dan Annisa, Naura Nafia, mahasiswi semester 3 Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta juga sesekali menggunakan teknik Pomodoro. Teknik ini cukup efektif baginya, namun, menurutnya harus lebih diperhatikan dan direncanakan dengan baik materi apa saja yang akan masuk dalam Pomodoro bagian 1 hingga seterusnya. Hal ini disarankannya supaya tidak terjadi penyerapan materi yang berlebih dalam satu bagian (25 menit) Pomodoro.
Sebagai kesimpulannya, Cirillo menyadari bahwa perlu suatu sistem belajar dengan menggunakan interval waktu tertentu agar kondisi fisik maupun psikisnya dapat tetap terjaga. Dirinya membagi waktu belajar dan istirahat dengan porsi tepat.(Dhanty)
Editor : Intan
Comments