Arah Media— Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) akan segera melakukan digitalisasi terhadap aksara Pegon. Digitalisasi ini bertujuan agar aksara Pegon tidak punah dan tergilas oleh perkembangan digital.
Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, mengatakan bahwa gagasan ini merupakan bagian dari program ‘Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara‘ yang selama ini sudah dijalankan dengan melakukan digitalisasi aksara Jawa, Bali, Sunda, Rejang, Batak, dan Bugis.
Langkah ini dilakukan untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah karena ingin memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia sebagai wujud nasionalisme yang dituangkan dalam bentuk upaya digitalisasi aksara nusantara warisan leluhur.
“PANDI melakukan hal ini (digitalisasi aksara daerah--red) untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah karena ingin memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia sebagai wujud nasionalisme yang dituangkan dalam bentuk upaya digitalisasi aksara nusantara warisan leluhur agar generasi muda dapat mengenal dan memahami aksara-aksara asli daerah terdahulu yang kini kian terkikis zaman,” ungkap Yudho melalui keterangan tertulisnya, dikutip dari JawaPos.com.
Digitalisasi ini nantinya memudahkan proses pembinaan dan pengembangan aksara Pegon karena bisa diakses dan tersedia di perangkat mobile dan merupakan bentuk pelestarian budaya lokal agar bisa tetap hidup dan mengikuti zaman.
Gagasan untuk mendigitalisasi aksara Pegon ini tercetus dalam sebuah pertemuan antara Tim PANDI dan K.H. Alfin Sunhaji, Pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlash, Mulyorejo, Dalegan, Kec Panceng, Kab. Gresik, Jawa Timur, Sabtu (21/11/2020) lalu.
Aksara Pegon merupakan huruf Arab, tetapi menggunakan kaidah-kaidah tertentu untuk menuliskan bahasa selain Arab. Selama ini, aksara Pegon digunakan dalam penulisan naskah-naskah kuno di kalangan pesantren dalam bahasa Jawa. Penggunaan aksara Pegon tersebar di berbagai daerah di Nusantara, seperti Jawa dan Sumatera, hingga semenanjung Melayu.
Yudho mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa. Lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar di seluruh pelosok negeri, yang masing-masing memiliki aksaranya sendiri.
Digitalisasi akan terus digerakkan oleh PANDI bersama dengan komunitas terkait agar semakin banyak masyarakat yang menggunakan aksara leluhurnya, dengan begitu aksara daerah akan terus lestari.(Akhsan)
Editor : Intan
Comments