Arah Media – Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi ini cukup merubah sistem pembelajaran konvensional ke pembelajaran berbasis digital. Namun, tak jarang PJJ justru meresahkan sejumlah pengajar yang tidak bisa mengkondisikan siswa terutama yang masih ada di bangku Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak.
Menurut direktori pada laman kemendikbud.go.id pembelajaran daring membutuhkan motivasi belajar yang lebih dibanding dengan proses belajar tatap muka. Hal ini dikarenakan siswa dituntut untuk lebih banyak belajar secara mandiri. Sistem pembelajaran yang demikian tentu akan menimbulkan rasa bosan pada siswa. Salah satu terobosan yang kemudian muncul dengan mengkolaborasikan pendidikan dengan aplikasi game.
Secara umum, game dimainkan oleh seseorang untuk menghilangkan kejenuhan. Persis seperti makna bermain dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang artinya untuk bersenang-senang atau menghilangkan rasa bosan. Adapun definisi permainan sebagai sesuatu hal yang dimainkan.
Game juga dapat disebut sebagai suatu permainan terstruktur yang dapat dimainkan oleh banyak kalangan. Salah satu kelompok usia yang kerap bermain game yaitu anak-anak. Sehingga, tak salah bila game menjadi salah satu terobosan pendidikan untuk mendekatkan anak dengan pengetahuan.
Adapun, game berbasis pendidikan didesain untuk mensimulasikan masalah yang didalamnya terkandung ilmu atau pengetahuan yang ingin diajarkan. Tujuannya agar siswa dapat lebih mudah memahami penyelesaian masalah tersebut. Selain itu, penyampaian pengajaran dengan metode game ini juga untuk meningkatkan rasa tertarik siswa terhadap pembelajaran.
Hal ini sejalan bahwa sebuah game dikatakan berhasil bila dapat memotivasi, aditif, dan dapat menghadirkan stimulasi melalui misi dalam permainannya. Sehingga pemain yang gagal akan terus mencoba hingga berhasil. Selaras dengan belajar, apabila siswa gagal dalam satu hal diharapkan dia mau mencobanya sampai bisa.
Di Indonesia sendiri sudah banyak aplikasi game yang dikolaborasikan dengan sistem pembelajaran bahkan sebelum adanya pandemi Virus Covid-19. Dari pihak kemendikbud pun sudah memberikan sejumlah ketentuan penggunaan aplikasi game yang telah digunakan pada sistem daring pada pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar di Paket C.
Bahkan pada studi yang dilakukan oleh Dedy Mulyana Fitriyanto menyebutkan bahwa penggunaan aplikasi game sebagai media pembelajaran lebih efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran dengan bantuan power point. Hal ini semakin menunjukkan bahwa game cukup berpotensi dalam proses pembelajaran.
Temuan ini juga berkaitan dengan pesatnya perkembangan dunia game. Game pada era sekarang telah ditata dengan lebih kreatif dan dapat secara nyata menampilkan karakter serta sistem yang lebih interaktif. Perkembangan ini yang membuat game dapat dimodifikasi dan dikombinasikan dengan banyak hal, termasuk pendidikan.(Naila)
Editor : Intan
Bình luận