Arah Media— Sebagian besar wilayah Indonesia, pada kurun waktu pertengahan hingga akhir tahun, pasti akan mengalami musim penghujan. Untuk itu, berbagai hal harus dipersiapkan untuk menyambut musim yang basah ini.
Walaupun hujan banyak manfaatnya, tetapi juga dapat membuat sebagian orang kesal, terutama bagi mereka yang mobilitasnya tinggi dan pengguna setia roda dua. Oleh karena itu, harus selalu antisipasi jika tiba-tiba hujan turun, apalagi saat dalam perjalanan dan harus segera memakai jas hujan.
Maka dari itu, penting untuk mempelajari prakiraan cuaca, supaya bisa mengantisipasi datangnya turun hujan.
1. Pelajari siklus turunnya hujan per harinya
Walaupun turun hujan kadang sulit diprediksi, namun hujan kerap turun pada waktu yang sama setiap harinya. Misalnya, hari ini hujan turun pada sore hari, maka kemungkinan besoknya akan turun hujan hampir pada waktu yang sama. Atau jika hari ini turun hujan dalam waktu yang lama (pagi hingga malam), maka kemungkinan besok akan cerah.
Hal itu berkaitan dengan pergerakan angin setiap harinya yang dominan dari arah barat, atau sering disebut angin muson barat. Pergerakan angin monsun barat ke wilayah Indonesia kemudian menyebabkan curah hujan tinggi terutama di wilayah barat.
2. Melihat bentuk awan
Secara umum, awan yang putih dan tinggi menandakan cuaca yang baik dan awan yang gelap dan menandakan akan segera turun hujan ataupun badai. Namun, juga terdapat beberapa jenis awan yang bisa membantu kita untuk memprediksi cuaca. Kehadiran awan cumulonimbus di pagi hari dan terus bertambah banyak di sepanjang hari, maka ada kemungkinan cuaca yang buruk akan segera terjadi.
Awan mammatus (terbentuk dari udara yang tenggelam) yang bisa menandakan bahwa akan terjadi badai yang parah maupun ringan.
Awan cirrus ataupun “ekor kuda betina”, terbentang tinggi di langit seperti pita panjang, menandakan bahwa cuaca buruk akan segera tiba dalam 36 jam yang akan datang.
Awan altocumulus, yang menyerupai sisik ikan tenggiri, juga menunjukkan bahwa cuaca buruk akan segera tiba dalam 36 jam ke depannya.
Pola awan yang menyerupai sisik ikan dan ekor kuda betina terkadang muncul bersamaan di langit. Ketika hal tersebut terjadi, maka dapat dipastikan bahwa akan turun hujan besoknya.
Awan nimbostratus yang tergantung rendah dan berat di langit menandakan akan hujan sebentar lagi.
3. Temperatur suhu udara
Dilansir dari www.cnnindonesia.com, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Irsal Yuliandri, menyatakan hujan bisa terjadi secara tiba-tiba saat cuaca panas atau saat masuk musim panas. Irsal mengatakan hal itu akibat penguapan yang cukup tinggi.
Menurutnya, penguapan yang tinggi tersebut pada umumnya akan menimbulkan awan-awan dengan penyebaran tidak merata. Bahkan, dia mengatakan kondisi itu bisa disertai angin kencang dengan durasi singkat, namun tidak merata.(Latief)
Editor : Intan
Comments