top of page
Writer's picturemedia arah

ITB Jadi Tuan Rumah Kontes Robot Indonesia (KRI) Virtual



Medan, Arah Media – ITB jadi tuan rumah pada kontes robot tahunan antar perguruan tinggi di Indonesia yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berbeda dengan tahun sebelumnya, KRI 2020 diadakan secara daring sejak tanggal 16-24 November 2020.


Pada KRI tahun ini para peserta berkompetisi secara online dari masing-masing kampus dimana terhubung secara langsung dengan para juri yang berada di ITB. Penjurian dilakukan melalui platform video conference Zoom.


Anggota tim divisi Information Technology (IT) KRI 2020, Figo Agil Alunjati (20) mengatakan bahwa perlombaan ini terdiri dari beberapa kategori lomba berdasarkan jenis robot dan jenjang wilayah.


“Untuk tingkatannya ada regional dan nasional, peserta yang mendapat juara di regional atau tim yang layak lolos meski belum bisa meraih juara di regional akan bertanding di nasional. Jenis kontes robotnya antaralain, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) beroda, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI) dan Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI),” jelasnya, ketika dihubungi secara daring, Senin (16/11/20).


“Pada tingkat nasional sudah ada 150 peserta yang mendaftar, dan untuk divisi KRAI nantinya kalau berhasil menang juara 1 nasional akan berlaga di ABU Robocon tingkat internasional,” tambahnya.


Tidak hanya menjadi tuan rumah, Institut Teknologi Bandung (ITB) turut serta dalam ajang kontes robot ini. Beberapa tim dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unit Robotika ITB ikut bertanding dalam KRI, baik tingkat regional ataupun nasional. Salah satunya ada tim Dagozilla, mewakili ITB di jenjang nasional cabang KRSBI-B.


Staf mekanik tim Dagozilla, Riswansyah Imawan (20) mengatakan, timnya sudah ikut KRI sebanyak 5 kali dan untuk tahun ini sudah persiapan sejak 10 bulan silam.


“Tahap persiapan robot berlangsung sekitar 10 bulanan, dimulai dengan riset, kemudian desain, manufaktur, assembly implementasi dan latihan,” ujarnya ketika dihubungi secara daring, Selasa (17/11/20).


Meski sudah mempersiapkan sejak lama, tim Dagozilla sempat merasa kesulitan dalam tahap persiapan selama masa pandemi COVID-19.


“Divisi yang sangat terpengaruh oleh pandemi adalah mekanik dan elektrik, karena harus ke kampus untuk me-maintenance robot. Serta kurangnya SDM karena banyak anggota tim balik ke kampung halaman dan tidak bisa ke Bandung,” imbuhnya.(Zaldi)



Editor : Intan


48 views0 comments

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page